WOW! Malang, Batu, Bromo on Budget!

Malang, si Kota apel menjadi pilihan saya dan teman-teman untuk mengisi liburan akhir tahun 2017. Berbeda dari perjalanan sebelumnya, kali ini kami berangkat secara terpisah. Pada Jumat, 22 desember lalu saya berangkat menggunakan kereta api Matarmaja dari Jakarta sedangkan ke lima teman saya; Susi, Hersi, Dani, Yeni, dan Erma berangkat dari stasiun Kiaracondong, Bandung. Awalnya, saya merasa sedikit skeptis dengan perjalanan ini karena harus menghabiskan 15 jam perjalanan sendirian di kereta. Sedangkan kelima teman saya menyempatkan mampir ke Kediri terlebih dahulu karena kereta Malang telah habis sejak 3 bulan lalu sehingga kami menyiasati dengan mengambil jalur kediri agar lebih terjangkau. Mereka tiba di Kediri pukul 7 pagi lalu berkunjung ke Gumul, sebuah landmark yang mirip dengan Arc triomphe, monumen kemenangan berbentuk pelengkung yang berdiri di area Place de I’Etoile, Paris. Mereka sibuk berfoto melepas rasa penasaran sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan Bis Bagong selama kurang lebih 4 jam ke Malang.



Hari ke-1
Sedangkan  saya  sendiri sampai di Stasiun Kota Baru Malang sekitar pukul 8 pagi. Namun, karena waktu check-in penginapan adalah pukul 1 siang, jadi saya masih memiliki waktu beberapa jam untuk berkeliling Malang dengan berjalan kaki ala turis betulan sambil menunggu teman-teman saya lainnya datang dari Kediri. Dua jam pertama dihabiskan di kedai Roti O sambil menikmati suasana Malang yang mulai dipenuhi para pendaki komplit dengan carrier yang super besar di punggung mereka. Selanjutya, saya memutuskan untuk berjalan menuju taman tugu balaikota Malang. Beberapa wisatawan berfoto ria disana, namun karena terik matahari yang lumayan kurang bersahabat akhirnya saya melanjutkan perjalanan menuju penginapan yang memakan waktu 15 menit dari alun-alun tugu tersebut. Dengan arahan mbah google map, akhirnya pukul 12.00 saya tiba di penginapan jaksa agung. Penjaga rumahnya mempersilahkan saya untuk beristirahat dan mandi terlebih dahulu. Ternyata, badan cukup lelah saya pun tertidur pulas hingga waktu ashar tiba.

Sekedar info saja, saya mendapatkan penginapan yang cukup murah meriah dengan kualitas bagus dari instagram. Nama penginapan nya @Kosan.malang.jaksa.agung, bertempat di daerah Jaksaagung dengan akses yang super mudah ke stasiun, ke pusat kota dan juga ke beberapa tempat makan yang hits seperti bakso bakar cak man, bakso president, dan toko oen. Semua bisa di jangkau dengan jalan kaki jika anda menyukai berjalan kaki tentunya. Untuk fasilitasnya cukup memuaskan, disini baru ada 5 kamar dengan fasilitas dan harga yang berbeda. Kamar saya sendiri adalah kamar no 3 dengan harga sangat miring, sekitar 40-45k/malam (tergantung jumlah penginap) dengan ruangan yang super luas, TV, Kipas, Lemari besar, double bed dan masih ditambah ekstra bed karena kami ada berlima. Yang terpenting dan paling saya sukai adalah ‘bersih dan rapi’, tidak hanya itu semua ruangan di desain super ‘chic’. Dari luar, rumah ini memang terlihat seperti rumah peninggalan jaman belanda, namun ketika masuk ke ruang tamu saya disambut dengan ruangan yang super cozy dan homey dilengkapi beberapa furniture yang cukup menarik menambah kesan shabby chic untuk rumah ini. Jujur, saya sangat betah terlebih disini pun kami mendapatkan sarapan gratis. Seandainya saja liburan bisa ditambah mungkin saya akan tinggal lebih lama, LOL

Kelima teman saya tiba di Penginapan pada pukul 4 sore. Setelah kami membersihkan diri dan meluruskan pungggung yang lelah, barulah sekitar pukul 5 sore kami mulai jalan. Hal pertama yang ingin kami kunjungi adalah bakso president yang cukup ramai dibicarakan oleh para netizen di media sosial. Namun, sayangnya ketika kami sampai, antrian panjang  yang menyambut. Setelah menimbang waktu yang kami miliki cukup terbatas, akhirnya kami hanya bisa makan sate disebrang kedai bakso president :-D

Selepas magrib kami menyempatkan mampir ke stasiun untuk mengecek ketersediaan tiket lokal Malang-Kediri, karena teman saya akan kembali dengan menggunakan jalur kereta yang sama dari Kediri-Bandung. Tapi sangat di sayangkan, kami kehabisan tiket lokal Malang-Kediri yang berarti mereka tetap harus kembali ke Kediri menggunakan Bis dari Malang. Kegalauan pun berlanjut ketika kami ingin mengunjungi Batu Night Spectacular (BNS), namun waktu yang tersisa tidak memungkinkan. Akhirnya, Malang Night Paradise (MNP) pun menjadi destinasi wisata pertama kami malam itu karena jaraknya yang cukup mudah di jangkau hanya sekitar 30 menit dari stasiun dengan menggunakan Grab car.


Salah satu kendala kami di Malang adalah ‘Grab Car/Go-Car’, sarana tersebut masih terbilang baru di Malang sehingga cukup butuh perjuangan untuk mengorder karena sering terjadi bentrok antara driver grab mobil dengan angkot yang dianggap mengambil lahan rezeki para angkot-ers, sehingga salah satu driver grab yang kami tumpangi memberikan saran jika ingin mengorder grab khususnya mobil, kami harus berjalan sekitar 100 m ke arah kiri stasiun sehingga menemukan ‘Bakmi tessy’ yang dikenal cukup aman untuk mengorder sarana transportasi ini. Beberapa kali saya harus membuang waktu percuma karena harus membatalkan order dan mencari driver lain yang mau pick up. Menyedihkan!

Kembali lagi ke MNP, Kawasan ini sangatlah cocok untuk para pecinta foto karena banyaknya spot instagrammable dengan lampion indah. Salah satu favorit saya adalah Lighting Tunnel berwarna warni dan replika bunga-bunga. Untuk detail mengenai Malang Night Paradise akan saya review di tulisan berbeda ya (silahkan klik disini) Setelah puas berfoto, akhirnya kami memutuskan untuk pulang pada pukul 22.30 mengingat malam ini kami akan melakukan penanjakan untuk melihat sunrise di Bromo. 

Hari ke -2
Tepat pukul 12 malam, saya di jemput oleh agen travel Bromo yang telah kami booking 3 bulan sebelumnya. Sekedar info lagi, saya dan teman-teman telah menyiapkan perjalanan ini dari bulan September lalu, dengan membuat timeline waktu booking untuk mengorganisir keuangan agar tetap on budget. Tour and Travel Bromo yang saya gunakan adalah dari @fajar.adventure yang lagi-lagi saya dapatkan dari instagram. Harga yang mereka tawarkan adalah 250k/orang dengan maksimal orang yang berangkat 6 orang. Fasilitas yang ditawarkan cukup menarik, haga sudah termasuk jemputan dari dan ke penginapan menggunakan jeep, dan diantar ke 8 spot berbeda di Bromo, dimulai dengan penanjakan di salah satu point sunrise Bromo, kawah Bromo, Gunung Batok, Pura Luhur Ponten, Pasir berbisik, Savanna, dan Bukit teletabis. Driver nya pun cukup asik karena dengan sabar mengantar kami dan sesekali menjadi photographer untuk kami berenam. Untuk detail tentang Bromo akan saya buatkan review nya menyusul ya


Tepat pukul 12.00, Kami mulai merasa lelah berkeliling dan berfoto, bahkan salah satu teman saya mengatakan jika kami telah ‘mabok foto’ di kawasan Bromo. Akhirnya kami meminta diantar pulang ke Malang dengan lama perjalanan 2-3 jam. Tiba di penginapan, karena lelah yang tak terkira kami tertidur hingga pukul 5 sore. Setelah puas beristirahat, bakda magrib barulah kami berjalan kaki menikmati suasana malam kota Malang yang menurut saya hampir sama dengan suasana kota Cianjur, kampung halaman saya sendiri. Destinasi selanjutnya adalah bakso bakar cak man, karena sebelumnya kami gagal menikmati bakso president. Namun, lagi-lagi bakso bakar cak man ternyata tutup. Karena tidak ingin melewatkan kuliner Malang, akhirnya kami sepakat untuk pergi ke Toko Oen untuk menikmati eskrim jaman kolonial, kedai eskrim ini merupakan kedai tertua di Malang dan menjadi ikon bersejarah disana. Toko ini bisa disebut sebagai saksi bisu perjuangan melawan para penjajah dulu mungkin. Desain tempatnya terbilang masih sangat lawas, tetap menampilkan sisi belanda di setiap ruangan dan furniture yang digunakan. Namun, terpenting lagi adalah harga disini ternyata cukup merogoh kocek untuk menikmati setiap scoop es krim lawas ini. Per-scoop dibandrol sekitar 25k untuk eskrim original. Oh iya, eskrim di Toko Oen merupakan handmade jadi jangan membayangkan rasa eskrim nya setara seperti Walls atau Baskin ya :-D


Pukul 9 malam. Saya dan teman-teman kembali ke penginapan dengan berjalan kaki lagi dan memutuskan untuk beristirahat lebih awal karena 4 orang dari kami akan pulang lebih dulu keesokan hari, mereka tidak mendapat cuti tambahan sehingga pulang terlebih dulu ke Bandung. Tinggal lah saya dan Susi diteman dengan Laila, salah satu teman saya yang dulu berkuliah di Universitas Brawijaya, Malang yang akan menjadi guide kami dua hari ke depan dan tentunya akan segera saya ceritakan di Malang-Batu part 2 (jodipan, museum angkut, berburu oleh-oleh sampai cerita mengejar kereta)

Oke, saya akan review budget 3 hari 2 malam untuk perjalanan Malang-bromo (Tanpa perjalanan tambahan dua hari ekstra di Malang dan Batu yang akan saya kembali rincikan di part 2 yaaaa).
Kereta Api  PP Matarmaja Jakarta – Malang = @218k
Penginapan 2 malam = @80k/pack (include sarapan)
Travel Bromo = @250k/pack
Akomodasi (Grab car) = 20k
Eskrim Toko Oen = 45k
Makan 2 kali karena sarapan kami sudah disediakan penginapan = 30k
Malang Night Paradise = 50k
Total sekitar 693-700k saja untuk perjalanan part 1 eksplor Malang dan Bromo ini!!




Comments

Popular Posts